Posting ke-3 dalam series of
unfortunate events, eh maksudnya series of intermezzo postings walaupun tulisan
kali ini malah tentang tempat yang jarang dibahas (bijimana sih kalau dari tadi
ingat ada tempat ini kan gak perlu bikin tulisan intermezzo -____-;). Ditambah lagi info tentang air terjun ini di internet sangat minim, saya cuma nemu sebuah blog yang mengupload foto air terjun Sikongkong dan blognya dah ditutup (gak niat nyarinya kaleee). Ok saya
mulai.
Sikongkong adalah nama air terjun
yang terletak di dusun Sirangkel Sembungan, desa Mlandi Sembungan, kecamatan Garung Kejajar, Wonosobo,
Jateng. Secara astronomis berada - 7.241111,
109.9033. Menurut saya nama Sikongkong ini kok terkesan gimana gitu ya.
Sikongkong dari jalan |
Sebenarnya tidak pernah ada niat
untuk ke air terjun ini, tapi karena melihat di tengah perjalanan, ya mau
bagaimana lagi daripada harus balik lagi ke sini suatu saat nanti. Niat awal saya
adalah saya pergi ke air terjun Sikarim terus lanjut naik ke Dieng lewat jalan
tersebut. Beberapa puluh meter meninggalkan Sikarim menuju Dieng, saya melihat
air terjun lain yang tingginya kira-kira sama atau malah lebih tinggi dari
Sikarim. Jalan menuju Sikarim merupakan jalan campuran, dari pertigaan Garung
hingga suatu tempat di desa Mlandi merupakan jalan aspal yang lumayan mulus.
Setelah itu jalannya berubah menjadi jalan makadam yang tidak terlalu rapi,
kemudian tiba-tiba berubah menjadi jalan aspal yang lumayan mulus terus semakin
lama semakin rusak. Kemiringan jalan menurut saya masih biasa aja (maklum sudah
sering lewat jalan nanjak bahkan yang lebih miring sampai harus dorong-dorong).
Beberapa sumber mengatakan kemiringan 50, ada yang bilang 60 derajad, tapi
menurut saya cuma 40-an (sotoy), mungkin karena jalannya yang jelek sehingga terasa
lebih miring. Karena jalan yang kayak gini makanya saya agak malas kalau harus
balik lagi cuma demi Sikongkong.
Rute ke Sikongkong sendiri sama
seperti ke Sikarim, dari Wonosobo lanjut ke Garung, belok ke Menjer, pas
pertigaan belok kiri ke Mlandi mengikuti jalan aspal, dari Mlandi belok kanan
mengikuti jalan yang terbesar dan yang menanjak terus hingga ke jalan terdekat
dengan air terjun. Bisa juga dari Dieng, rutenya Dieng ke Sembungan / Sikunir
lalu pertigaan di awal masuk kampung belok kanan turun terus hingga jalan
terdekat dengan air terjun.
Kebanyakan orang yang datang hanya
mengunjungi Sikarim, tanya kenapa? Secara jalan ke Sikarim lebih mudah, tinggal
masuk jalan setapak terus sampai deh di bawah air terjun. Alasan lain adalah
Sikongkong ini baru kelihatan dari jalan yang lebih atas dari Sikarim, jadi pas
habis dari Sikarim mereka turun lagi, padahal bila naik sedikit lagi bakalan
lihat Sikongkong (lagi sotoy mode on). Dari Sikarim untuk menuju Sikongkong
tinggal naik sedikit lagi tapi jangan kejauhan karena jalan masuknya gak
kelihatan dan akan segera menghilang dari pandangan karena tertutup punggungan.
Dilihat dari jalan, Sikarim ada di kanan jalan sedangkan Sikongkong ada di kiri
jalan. Kendaraan yang bisa digunakan ya sepeda motor sama mobil, kendaraan umum
cuma bisa sewa ojek. Untuk yang bawa mobil cukup sampai dekat Sikarim saja,
kalau naik-naik lagi bakalan gak bisa muter dan harus lanjut sampai Sembungan,
belum kalau ketemu kendaraan lain, bisa bingung sendiri apalagi ketemunya truk
bisa gila nanti.
Untuk menuju ke air terjunnya sendiri
gak ada petunjuknya, yang bisa jadi patokan adalah jalannya basah (kalau hujan
bingung sudah :p) karena ada pipa jalur air. Dari sana naik ke atas ikuti
pematang sawah kalau sulit ya turun ke sawah sampai turun ke sungai. Dari
sungai ya tinggal naik ikuti asalnya, tinggal loncat sana loncat sini sampai
nanti bakalan nemu pipa lagi. Pada suatu titik, saya menemukan kesulitan,
karena jalur yang ada menanjak. Jalan tanah yang ada cukup nanjak 70 derajad
ditambah kondisi yang licin, sedangkan jika mencoba lewat air harus menghadapi
terjunan, dan saya tidak siap untuk basah. Ya terpaksa berkotor ria dengan
pegangan pipa dan menyesuaikan titik berat agar tidak kepeleset dan matahin
pipa :p. Dari sini ada tantangan lain yang sama tapi kali ini tanahnya pakai
semak-semak dan lumut, setelah perjuangan sendiri yang geje-gejean akhirnya sampai juga di bawah air
terjun.
"Rute" perjalanan |
Air terjunnya sendiri terletak di
antara dua punggungan, tak ada bekas vandalisme yang menjadi bukti bahwa air
terjun ini sering didatangi, yang ada cuma sedikit sampah yang berasal dari
atas (Sembungan) dan pralon air. Saya tidak berlama-lama di sini karena terlalu
mikir kalau hujan turun nanti banjir, atau parahnya longsor dan saya tidak bisa
ke mana-mana karena kanan kiri tebing dan tidak bakalan ada yang tahu saya ke
sini, cuma ada motor yang parkir dipinggir jalan :p. Untuk menuju ke Sikongkong
ini terasa sedang berpetualang di tengah hutan lebat walau cuma sebentar (ini
beneran hutan ndul :p). Anggap aja ini lagi mini canyoning J
Oh iya kalau dilihat dari jalan air
terjunnya kelihatan tinggi, tapi kalau dari bawah gak tinggi-tinggi banget (efek
lihat dari tempat yang lebih rendah dan di bawah air terjun terjadi efek perspektif serta ketutup karena kemiringan).
Sikongkong dari bawah (terlihat pendek banget di foto ini) |
Lho ini kok gak sekalian mbahas
Sikarim lagian fotonya sikit banjet? Biarin, Sikarim nanti kapan-kapan buat intermezzo saja :p, foto sedikit gak masalah duong, foto kan cuma penghias.
0 komentar:
Posting Komentar
Silakan bertanya sepuasnya, apabila ingin tahu lebih jauh silakan PM saya