Tulisan kedua dari serial
intermezzo kali ini mengenai pantai yang terletak di Pacitan. Pantai Pancer
merupakan pantai yang terletak di sisi timur teluk Pacitan dan masih
bersebelahan dengan pantainya orang Pacitan, Teleng Ria. Pancer terletak di Ploso,
Kecamatan Pacitan, Pacitan, Jatim. Secara astronomis, pantai ini terletak pada
-8.230833333,
111.1030556.
Secara pribadi, saya suka pantai ini,
karena pantai ini menyajikan pemandangan yang lumayan ditambah lokasi yang
cukup sejuk karena adanya pohon-pohon cemara udang di pantai ini, dan akan
lebih bagus jika datang pada saat yang tepat. Mengapa saya katakana pada saat
yang tepat, karena warna air di pantai ini tergantung oleh warna air dari sungai
Grindulu. Ketika Grindulu tidak membawa material tanah dari hulunya, maka warna
airnya benar-benar menyejukkan mata, namun ketika tanah telah terbawa, apalah
daya kita hanya bisa melihatnya dan merasa harus menuju ke pantai sebelah :p.
Pantai ini cukup terkenal terutama bagi para peselancar. Peselancar dari luar
negeri pun berdatangan ke pantai ini, mungkin sekalian menjajal ombak di pantai
Srau dan pantai Watukarung di sebelah barat. Sebenarnya pertama kali saya ingin
datang kemari karena saya ingin mencoba berselancar, tapi ternyata kok gak ada
yang nyewainpapan selancar ya :p. Pas kesana juga ada yang sedang berselancar, tapi sayangnya cuma bawa poket yang zoom-nya standar-standar saja.
Green Pancer |
Seorang Peselancar |
Saya tidak tahu apakah dikenakan
retribusi masuk ke pantai ini atau tidak, tapi sepertinya sih ada karena di
jalan ada semacam pos jaga. Pas pertama ke sana saya asal nyelonong ngikutin
motor di depan saya yang berhenti di semacam pos tapi saya malah lanjut terus
dengan sedikit rasa bersalah (doh). Pas kedua kalinya saya ke sana saya
berhenti di depan pos, tapi ada ibu-ibu yang bertanya tempat terus lanjut
jalan, la saya jadi bingung karena saya benar-benar gak ditarik apa-apa padahal
sudah berhenti dan orangnya tahu, yah mungkin dikira ngikutin ibunya :p.
Jalan beraspal hanya sampai di
tengah-tengah (bisa lihat-lihat pantai dulu) dan dilanjut dengan jalan tanah.
Di jalan tanah ini banyak kerbau yang diikat di pohon kelapa dan waktu itu ada
kerbau yang talinya melintang di tengah jalan sempit yang akan saya lalui.
Sempat mikir mau lewat ato ganti jalur, karena mikir ni kerbau kalau tiba-tiba
gerak menjauh bisa-bisa motor ane njungkal kena tali -____-;).
Golden Grindulu |
Di ujung timur pantai merupakan
sungai Grindulu dan merupakan tempat mancing. Di sebelah timur sungai terdapat
tebing kapur, namun tebing tersebut sudah bukan termasuk kawasan karst Gunung Sewu, karena karst Gunung Sewu sendiri
memanjang dari Parangtritis di DIY, hingga Teluk Pacitan ini. Jika kita melihat
ke utara, kita akan melihat perbukitan yang menjadi hulu sungai Grindulu,
seperti Arjosari, Nawangan, dan Tegalombo (saya lebih-lebihkan walau kayaknya sebenarnya
tidak terlihat :p). Di pantai ini juga terdapat daerah cukup lapang yang
sepertinya enak bukan kemping. Pasir pantai ini kecoklatan dan di dekat aliran
sungai agak jemek. Sayangnya pantai ni termasuk jenis pantai yang kotor,
penyebabnya karena Grindulu yang mengalir sepanjang 60 an kilometer ini (sebenarnya
sih orang yang membuang sampah di DAS Grindulu).
0 komentar:
Posting Komentar
Silakan bertanya sepuasnya, apabila ingin tahu lebih jauh silakan PM saya