Sabtu, 13 April 2013

Pantai Pancer Door – Pintu Keluar Grindulu


Tulisan kedua dari serial intermezzo kali ini mengenai pantai yang terletak di Pacitan. Pantai Pancer merupakan pantai yang terletak di sisi timur teluk Pacitan dan masih bersebelahan dengan pantainya orang Pacitan, Teleng Ria. Pancer terletak di Ploso, Kecamatan Pacitan, Pacitan, Jatim. Secara astronomis, pantai ini terletak pada -8.230833333, 111.1030556.

Secara pribadi, saya suka pantai ini, karena pantai ini menyajikan pemandangan yang lumayan ditambah lokasi yang cukup sejuk karena adanya pohon-pohon cemara udang di pantai ini, dan akan lebih bagus jika datang pada saat yang tepat. Mengapa saya katakana pada saat yang tepat, karena warna air di pantai ini tergantung oleh warna air dari sungai Grindulu. Ketika Grindulu tidak membawa material tanah dari hulunya, maka warna airnya benar-benar menyejukkan mata, namun ketika tanah telah terbawa, apalah daya kita hanya bisa melihatnya dan merasa harus menuju ke pantai sebelah :p.
Green Pancer
Pantai ini cukup terkenal terutama bagi para peselancar. Peselancar dari luar negeri pun berdatangan ke pantai ini, mungkin sekalian menjajal ombak di pantai Srau dan pantai Watukarung di sebelah barat. Sebenarnya pertama kali saya ingin datang kemari karena saya ingin mencoba berselancar, tapi ternyata kok gak ada yang nyewainpapan selancar  ya :p. Pas kesana juga  ada yang sedang berselancar, tapi sayangnya cuma bawa poket yang zoom-nya standar-standar saja.
Seorang Peselancar
Saya tidak tahu apakah dikenakan retribusi masuk ke pantai ini atau tidak, tapi sepertinya sih ada karena di jalan ada semacam pos jaga. Pas pertama ke sana saya asal nyelonong ngikutin motor di depan saya yang berhenti di semacam pos tapi saya malah lanjut terus dengan sedikit rasa bersalah (doh). Pas kedua kalinya saya ke sana saya berhenti di depan pos, tapi ada ibu-ibu yang bertanya tempat terus lanjut jalan, la saya jadi bingung karena saya benar-benar gak ditarik apa-apa padahal sudah berhenti dan orangnya tahu, yah mungkin dikira ngikutin ibunya :p.

Jalan beraspal hanya sampai di tengah-tengah (bisa lihat-lihat pantai dulu) dan dilanjut dengan jalan tanah. Di jalan tanah ini banyak kerbau yang diikat di pohon kelapa dan waktu itu ada kerbau yang talinya melintang di tengah jalan sempit yang akan saya lalui. Sempat mikir mau lewat ato ganti jalur, karena mikir ni kerbau kalau tiba-tiba gerak menjauh bisa-bisa motor ane njungkal kena tali -____-;).
Golden Grindulu
Di ujung timur pantai merupakan sungai Grindulu dan merupakan tempat mancing. Di sebelah timur sungai terdapat tebing kapur, namun tebing tersebut sudah bukan termasuk kawasan karst  Gunung Sewu, karena karst Gunung Sewu sendiri memanjang dari Parangtritis di DIY, hingga Teluk Pacitan ini. Jika kita melihat ke utara, kita akan melihat perbukitan yang menjadi hulu sungai Grindulu, seperti Arjosari, Nawangan, dan Tegalombo (saya lebih-lebihkan walau kayaknya sebenarnya tidak terlihat :p). Di pantai ini juga terdapat daerah cukup lapang yang sepertinya enak bukan kemping. Pasir pantai ini kecoklatan dan di dekat aliran sungai agak jemek. Sayangnya pantai ni termasuk jenis pantai yang kotor, penyebabnya karena Grindulu yang mengalir sepanjang 60 an kilometer ini (sebenarnya sih orang yang membuang sampah di DAS Grindulu).

0 komentar:

Posting Komentar

Silakan bertanya sepuasnya, apabila ingin tahu lebih jauh silakan PM saya