Lagi
kurang inspirasi dan sebenarnya agak malas ngepos, makanya kali ini
ngetik tentang tempat yang dah sering dikunjungi orang :p. Kalau
mencari di mesin pencari tentang candi Abang pasti dah banyak banget
bertebaran infonya, makanya ini termasuk lagi malas ngepos
-____-;)
Get There
Candi Abang terletak di dusun Blambangan, desa
Jogotirto, kecamatan Berbah, Sleman. Secara astronomis berada pada
7.80127777S, 110.4686111E . Karena tidak berada di dekat jalan utama
dan minimnya petunjuk, candi ini jarang dikunjungi orang yang berasal
dari luar Jogja. Candi ini menjadi salah satu tujuan favorit para
goweser apalagi pada minggu pagi. Sebenarnya ada banyak jalan untuk
ke candi ini, saya jelaskan dua yang paling gampang dimengerti.
Jalan yang pertama bagi yang berasal dari arah Jogja. Dari
Jogja tinggal menuju ke fly over Janti lalu ke arah selatan sampai
perempatan lampu merah JEC (yang sebelah kirinya ada rumah sakit),
lalu belok ke kiri pertigaan belok kanan, perempatan belok kiri,
intinya jalan ke timur sampai selatannya kompleks Adi Sucipto. Terus
ikuti jalan sampai tugu di pertigaan Berbah, terus pabrik, perempatan
lurus, belak belok ikuti jalan, kuburan, jembatan, perempatan belok
kanan ikuti jalan yang bagus, lalu ada tikungan dan lihat di depan
ada sebuah bukit. Bukit di depan itu yang menjadi lokasi candi Abang.
Masih lurus sampai sebelah kiri bener-bener dah terlihat bukit
tersebut. Lihat ke kiri baik-baik kalau ada jalan cor-coran langsung
belok ikuti jalan menanjak sampai lihat di sebelah kiri ada semacam
jalan yang nggak banget, ikuti jalan tersebut dan sampailah ke Candi
Abang.
Candi atau Bukit? |
Jalan yang kedua bagi yang dari arah Prambanan. Dari
Prambanan di lampu merah sebelum kali, ambil jalan ke kiri ke arah
Ratu Boko / Piyungan. Ikuti jalan ke selatan, lewati rel, terus saja
lewati bukit Boko, terus lurus terus sampai lihat petunjuk ke kanan
ke arah Berbah di suatu perempatan (sepertinya ke kirinya gak ada
petunjuknya karena jalan kecil). Nanti bakal nemu lapangan, terus
belok kiri, lalu kanan dan di depan bakalnan nongol bukit. Lihat
jalan cor-coran yang terlihat menanjak lalu ikuti seperti petunjuk
sebelumnya. Demikian petunjuk sederhana njlimet dari saya -___-;)
Untuk kendaraannya sendiri hanya bisa
menggunakan kendaraan pribadi, kendaraan umum tidak ada trayek lewat
sini :p. Kendaraan umum paling arah Prambanan – Piyungan yang
katanya sudah jarang lalu ditambah jalan kaki. Paling disaranin pakai
roda dua, kalau roda empat nanti parkir di sekitar jalan cor-coran,
kalau masuk jalan jeleknya mungkin bakalan susah, tapi kalau mau coba
ya silakan (nggak tanggung jawab :p).
Jalan jelek di sini berupa batuan kapur
yang bercampur tanah. Jadi jika hujan tu tanah jadi lumpur dan
jalannya jadi makin licin. Dan bentuk jalannya juga tidak rata,
bakalan ada sedikit tanjakan-tanjakan kecil yang aduhai :p. Kendaraan
yang ada bisa sampai persis di bawah candi tapi mungkin agak
bersusah-susah, bahkan sepeda bisa sampai atas kok :p.
Inti Cerita
Bagi yang pertama kali lihat, baik
langsung atau dari foto, tidak bakalan mengira kalau objek yang
dilihat adalah sebuah candi. Candi Abang ini lebih mirip bukit
daripada candi, hal ini dikarenakan candi tersebut sudah tertutup
rumput. Mengapa diberi nama candi Abang? Hal tersebut dikarenakan
candi ini tersusun dari bata merah tidak seperti candi-candi lainnya
di sekitaran Jogja yang disusun dari batu Andesit. Menurut data yang
saya baca dari dinas purbakala, candi ini dibangun sekitar abad 9
sampai dengan 10 Masehi. Candi ini merupakan candi Hindu, dikarenakan waktu ditemukan, ditemukan pula lambang dewa Syiwa.
Candi ini lumayan asyik buat piknik
apalagi pas rumputnya sedang terlihat hijau. Karena banyak rumputnya
juga di tempat ini menjadi tempat penggembalaan kambing warga
sekitar, jadi hati-hati melangkah karena banyak pup-nya :p. Ketika
musim kemarau, rumput-rumputnya terlihat menguning dan makin cocok
kalau disebut candi Abang. Dari atas candi bisa terlihat kota Jogja
nun jauh di sana, bukit bintang, gunung Merapi, gunung Nglanggeran,
dll. Mau lihat sunset juga bisa, tapi hati-hati baliknya, jalannya
gelap. Nah jika melihat bentuk ni candi, di atasnya bakalan terlihat
cekungan, tu cekungan sebenarnya adalah bekas pengrusakan, hal ini
dikarenakan di dalam candi ini diperkirakan tersimpan harta, dirusak
deh oleh orang yang pengin untung sendiri.
Jika mampir ke candi Abang, bisa sekalian mampir ke Gua Sentono yang ada di dekat jalan masuk ke jalan cor-coran, karena semua ini GRATIS!!! FREE!! FREE! FREE.... -____-;)
Abang atau Ijo? |
Demikian tulisan gak niat saya, uh kok
jadi lumayan panjang ya, padahal inti ceritanya seiprit -_____-;)
4 komentar:
Cul, itu jangan-jangan peninggalan Atlantis yang tersisa di Nusantara :D Hahahaha
Just Kiddin, gimana kabar bang bro?
-_____-;)
Mungkin kalau bicara Atlantis di Nusantara sepertinya lebih cocok kalau ngomongin tentang Lembah Bada yang keren itu :p
Kabar aye sihat2 aja. Bagaimana kabar awak?
Tulisannya keren,Mas. Jadi pengen ke Candi Abang :)
Ini bukan candi tapi peninggalan pabrik batu bata..
Posting Komentar
Silakan bertanya sepuasnya, apabila ingin tahu lebih jauh silakan PM saya