Jumat, 19 Juli 2013

Tugu Legetang - Menghilang dari Peta


Apakah ada yang tau cerita tentang dukuh Legetang? Banyak kok ceritanya bertebaran di inet. Dukuh Legetang terletak di desa Pekasiran, kecamatan Batur, kabupaten Banjarnegara, masih berada di wilayah pegunungan Dieng – Petarangan. Secara astronomis terletak pada 7.19416667S, 109.8652778E. Legetang merupakan tragedi terbesar yang melanda daerah Dieng melebihi peristiwa gas beracun kawah Sinila yang lebih tersohor daripada peristiwa Legetang. Inti ceritanya adalah mengenai dukuh yang diazab dengan longsoran dari gunung dengan suatu keanehan di mana keadaan longsoran yang tidak masuk akal.

Get There
Jarak dari kompleks wisata Dieng (Arjuna, Sikidang, Warna) menuju tugu Legetang tidak begitu jauh, cuma beberapa kilo. Jalannya pun masih sejalur dengan jalur menuju Kawah Sileri, Kawah Candradimuka, dan Sumur Jalatunda. Kalau pernah ke Dieng tapi gak sampai tiga tempat tersebut begini petunjuknya, dari Dieng (gampangnya gapura perbatasan Wonosobo - Banjarnegara) menuju ke arah Banjarnegara, Batur, Wanayasa, dll. Sedikit kilo kemudian bakalan nemu pertigaan berbentuk Y, ambil jalur yang menurun, yang kanan, kalau kiri bisa juga tapi mutar jauh (ke kiri jalur ke telaga Merdada), nanti bakalan lewatin telaga Sewiwi, pertigaan arah Kawah Sileri, lalu perkampungan desa Kepakisan.

Setelah dari perkampungan, nanti di sebelah kanan bakal terlihat sungai, nah kalau sungai dah mulai terlihat coba lihat agak ke kanan atas ke arah gundukan bukit (bukan bukit yang jauh tapi yang dekat, dan jangan keterusan, lihat jalan juga :p), kalau cerah tugunya bakal kelihatan. Habis itu bakal lewatin jembatan sungai yang tadi, habis jembatan perhatikan ada jalan yang menuju ke atas di sebelah kanan, ambil jalan itu naik terus sampai lihat tugunya di sebelah kanan, tinggal parkir dan sedikit jalan. Oh iya sebenarnya jalan makadamnya cukup buat mobil (1 buah, kalau ketemuan berabe), tapi pas saya ke sana ada palang di jalur masuknya yang digembok, ya mungkin buat mobil cuma sampai bawah. Buat kendaraan umum gak ada ya yang lewat daerah situ, soalnya lewat jalur satunya.
Tugu Legetang berlatar gunung Pengamunamun

Ada Apa Sih Di Sana?
Di sana cuma ada tugu tua di tengah-tengah ladang, gak ada yang lainnya, cuma bisa lihat pemandangan :p. Lumayan sih bisa lihat pemandangan gunung Nagasari (kalau cerah), atau gunung Pengamunamun dan gunung Jimat, atau celahnya yang misterius :p. Oh iya sebenarnya di tugu ini terdapat tulisan (kayaknya sih, lihat di foto kaya gitu), tapi pas saya ke sana sudah gak ada. Begini isinya:

“Tugu peringatan atas tewasnja 332 orang penduduk dukuh Legetang serta 19 orang tamu dari lain-lain desa sebagai akibat longsornja gunung Pengamun-Amun pada tg.16/17-4-1955”

Sebenarnya ada yang berbeda antara tulisan di tugu ini dengan monumen yang ada di pertigaan ke kawah Sileri, pada monumen tersebut jumlah korban meninggal 450 orang, beda sekitar 100 orang dengan yang ada di tugu, yang benar entahlah. Katanya sih warga dukuh yang selamat cuma 1 orang karena lagi gak di rumah, dan sekarang dah meninggal.

Walaupun di bawahnya tekubur satu dusun dengan segala isinya termasuk penduduknya, namun saat ini bagian atas sudah berubah jadi ladang.
Puncak Pengamunamun yang ikut longsor (katanya)

Retribusi
Gratiiiiiissss, lagian kan bukan tempat wisata :p

Sedikit Investigasi :p
Mungkin ada yang berpikir kalau cerita tersebut gak benar-benar terjadi atau mungkin dilebih-lebihkan dengan bumbu-bumbu yang bikin ngeri, kalau begitu baca sedikit uraian investigasi saya :p. Sebagai info, saya cuma mbandingin dengan peta tahun 1922 dan 1943 dengan keadaan saat ini dan peta dari BNPB yang berdasar dari peta RBI.


Peta 1922
Pertama, dukuh Legetang benar-benar ada di tempat di sekitar tugu tersebut. Di peta baik tahun 1922 dan 1943 terdapat daerah Legetang di lokasi yang ada di dekat tugu tersebut (agak ke utara).

Kedua, terdapat sungai antara gunung Pengamunamun dengan dukuh Legetang sebelum terjadi longsoran yang terlihat pada peta. Perlu diingat, dalam keanehan yang ada adalah sungai tersebut tidak terkena dampak longsoran (logikanya sungai juga terkena longsoran kan) dan pas saya lihat saat ini memang ada sungai kok di sana, tapi emang gak besar, kalau gak percaya lihat aja di google earth :p. Saya bandingin dengan peta dari BNPB bentuk aliran sungai juga mirip.
Peta BNPB
Ketiga, tinggi gunung Pengamunamun pada peta 1922 dan 1943 adalah 2173 mdpl, sedangkan peta BNPB adalah 2175.71 mdpl. Jika melihat hasil ini dengan mempertimbangkan kesalahan pengukuran dan perbedaan peralatan karena zaman, maka dapat disimpulkan bahwa tinggi gunung Pengamunamun tidak terdapat banyak perubahan. Disebutkan bahwa di dekat tugu terdapat puncak gunung Pengamunamun yang ikut terbawa longsoran tetapi jika dilihat dari perbandingan tersebut, gundukan tersebut bukanlah puncak (tertinggi) gunung. Hal ini dapat membuat dua hipotesis baru, yang longsor bukan gunung Pengamunamun atau longsoran cuma dibagian lereng hingga tempat yang terlihat seperti puncak dari bawah walau bukan puncak tertinggi.

Keempat, bentuk kontur. Sayangnya saya sulit buat mbandingin kontur peta lama dengan peta BNPB -___-;). Yang terlihat beda paling bentuk lekukan konturnya, peta dulu cukup detil meliuk-liuk khas gunung sedangkan peta BNPB tidak terlalu meliuk-liuk -___-;), cuma pas lihat dari google earth terdapat semacam cerukan di gunung pengamunamun yang tidak melambangkan kontur dari peta. Tapi mengingat daerah Dieng merupakan daerah dengan tingkat erosi tinggi jadinya entah itu cerukan kapan terjadi.
Foto Udara Google Earth
Investigasi selesai dengan kesimpulan terserah pada diri masing-masing :p. Yang pasti Legetang telah menghilang dari peta. Intinya jangan terlalu mempercayai apa yang saya utarakan karena saya juga belum lahir di zaman itu :p. Oh iya di dekat Legetang terdapat gua Djimat yang terkenal mematikan, tapi sebelah mana saya kurang tau, dan sering juga disebut lembah kematian yang sampai bisa mengawetkan mayat selama 2 tahun. Dan investigasi berakhir menggantung.....

Dusun yang Hilang
Selain Legetang, di sekitar Dieng ternyata banyak dusun yang saat ini sudah tidak ada entah apa yang terjadi padanya. Beberapa dusun yang dulu pernah ada antara lain Kapucukan, Timbang, Kepakisan Lor, Sidolok, Gajahmungkur, dan Pagerkandang. Telaga-telaga di Dieng pun beberapa sudah menghilang, mungkin mengering dan akhirnya jadi ladang penduduk tanpa kembali lagi seperti telaga lumut dan terus. Dia yang hilang dia yang terlupakan.....

16 komentar:

arung jeram serayu mengatakan...

salam petualang

perkenalkan saya brameylianto hari market promotion dari cv.arung jeram serayu, mohon maaf saya mau menawarkan paket arung jeram di serayu.

Bosan tempat wisata yang biasa-biasa saja atau kurang menantang? Mari rasakan sensasi wisata arung jeram di sungai serayu banjarnegara bersama kami Arung jeram serayu untuk informasi silahkan kunjungi website kami di

http://arungjeramserayu.com/site

pin:3135D400
phone :+6285247097777
telp/fax : (0286) 5833313
email : info@arungjeramserayu.com

untuk mendapatkan harga paket arung jeram di sungai serayu silahkan invite pin bb saya atau bisa tinggalkan alamat email di inbook email kami, biar langsung kami kirimkan penawaranya via email.mohon maaf menganggu waktunya.

jabat erat dan semoga sungai mempertemukan kita

El Cid mengatakan...

Oh ada yang iklan, tu buat yang pengen rafting :p

Sayangnya saya belum bosan karena tempat2 yang saya kunjungi biasanya blum pernah saya kunjungi sebelumnya dengan berbagai tantangan :p

Terlebih harus rame2 kalo rafting (masak mo ndayung sendiri -__-;) susah cari orang :p

Unknown mengatakan...

Salam kenal,

Bencana Sinabung membuat sy googling soal gunung. Dan ketemu misteri seputar gunung Dieng, dekat tanah kelahiran sy. Ayah saya pernah bertugas di dinas pariwisata dan kemudian bagian kesra kab Wonosobo. Cukup kental memori sy mengenang keindahan alam Dieng sekaligus bencana yg waktu itu sering terjadi dan misteri yg tersembunyi.

Di Wikipedia dikatakan Dieng adalah kawasan vulkanik aktif dan dapat dikatakan merupakan gunung api raksasa dengan beberapa kepundan kawah. Ini sangat menarik...

Teknologi pemetaan yg makin canggih dpt dipakai spt yg Anda lakukan membuat kasus ini akan lebih menarik jika dibuka kembali utk penelitian lebih mendalam dan bertaraf internasional.

Cerita warga tentang seolah-olah tanah terbang, akan lebih logis jika kita mencari penyebabnya, apakah ada dorongan dari bumi dan tidak hanya sekedar tanah longsor. Dan disitu bisa jadi kita bisa membuka tabir misteri alam.

Sebagai hamba yang berusaha membaca dan mengagumi atas kekuasaanNya.

Joni rambo mengatakan...

Menarik uraiannya lebih ilmiah dan berdasarkan fakta

edy p b abdulah mengatakan...

Pelajaran : manusia ...alam ...Tuhan

Eliezer3D mengatakan...

Jadi tulisan di tugu sudah hilang ya? wah sayang sekali... padahal pengen lihat langsung je

Cahyo Sukaryo mengatakan...

Thanks atas investigasinya yg mendalam terutama ttg tinggi gunung & beda kontur bumi antar peta 👍

afrizal ramadhan mengatakan...

Denger2 karena kaum sodom ya

Anonim mengatakan...

Lenyap karena d'lenyapkan..
Itulah pembalasan Allah atas kedzaliman masyarakat desa Legetang yg penuh maksiat,sperti sejarah kaum soddom & gomorah d'zaman nabi Luth.
Fakta.!!

akhirnya datang juga mengatakan...

izin copas ye gan :V

axiva mengatakan...

wah tertarik nih untuk napak tilas

adisucipto mengatakan...

semakin penasaran, tapi inilah bukti kekuasaan Allah atas hambanya....

dikra mengatakan...

Longsoran terhalang bukit, sehingga longsoran menabrak bukit dan "terbang" ke dusun Legetang.

dikra mengatakan...

Longsoran terhalang bukit, sehingga longsoran menabrak bukit dan "terbang" ke dusun Legetang.

Unknown mengatakan...

Assalamualaikum wrb,saya Rahman saputrah, niat saya hanya ingin berbagi kebaikan khusus kepada orang yang mengalami kesusahan,percaya tidak percaya semua kembali pada pembaca postingan saya, awalnya saya seorang pengusaha yang bisa dibilang sukses, tapi banyak yang tidak suka kalau saya sukses,dan akhirnya bisnis saya bangkrut dan saya sempat jadi Pengangguran kurang lebih 1tahun saya punya anak 3 dan masih kecil2,saya sempat putus asa dan tidak tau mau berbuat apa, tapi setiap saya melihat anak saya, Saya merasa kasian, dan kemarin tampa disengaja ada Teman saya memberi saran dia menyarangkan saya untuk menghubungi Mbah jonoseuh, beliau memberikan bantuan Pesugihan, awalnya sih saya ragu tapi mau nggak mau saya beranikan diri mencoba bantuan dari Mbah jonoseuh. syukur Alhamdulillah dengan bantuan pesugihan beliau saya sekarang sukses kembali dan saya bisa biayai sekolah anak saya sampai selesai,terimah kasih Mbah berkat Mbah saya bisa sukses kembali,ini pengalaman pribadi saya khusus bagi teman2 yang sempat baca dan punya masalah silahkan hub Mbah jonoseuh di nomor 082344445588 dan pasti beliau bisa meringankan semuah permasalahan yang anda hadapi untuk saat ini, Dan terimah kasih kepada yang punya room ini karna saya sempat berbagi pengalaman dan mudah2han bisa membantu,

Unknown mengatakan...

Mas Rahman apakah cara tsb dibolehkan dalam Islam?? Atau justru dilarang!! Cobalah fahami lagi, khawatirnya justru melakukan dosa besar berupa kesyirikan.

Posting Komentar

Silakan bertanya sepuasnya, apabila ingin tahu lebih jauh silakan PM saya